HPK taruh disini
4 Alasan Dominasi Madrid di Eropa Sudah Habis, Nomor 1 Paling Krusial
REAL Madrid dalam masa tersulitnya pada musim 2018-2019, usai dibantai 1-5 Barcelona pada pekan ke-10 Liga Spanyol, di Stadion Camp Nou, Minggu 28 Oktober 2018, malam WIB. Selepas kekalahan memalukan itu pun, Julen Lopetegui harus dilengserkan dari jabatannya sebagai juru taktik Madrid.
Menilik pada masa suram yang dijalani Madrid saat ini, tampaknya sulit untuk melihat tim berjuluk Los Blancos itu kembali mendominasi Eropa seperti tiga musim terakhir. Berikut empat alasan dominasi Madrid di Eropa telah usai, seperti yang dikutip Sportskeeda, Rabu (31/10/2018).
4. Hengkangnya Zidane
Madrid memulai musim 2018-2019 memang dengan kondisi yang tidak seperti biasanya. Sebab, setelah tiga musim Zinedine Zidane selalu berada di pinggir lapangan untuk memimpin Madrid tetapi sekarang hal itu tidak terlihat lagi.
Pasalnya, Zidane memilih untuk hengkang setelah memberikan gelar juara Liga Champions ketiga secara beruntun pada musim lalu. Pengganti Zidane, Lopetegui, nyatanya tidak mampu membawa Madrid menunjukkan performa serupa musim lalu. Bahkan, Lopetegui justru membuat Madrid terpuruk sehingga harus dipecat belum lama ini.
3. Pemain Inti Madrid yang Semakin Menua
Madrid memang memiliki skuad terkuat di Eropa dalam tiga musim terakhir. Hal itu terbukti dengan tiga trofi Liga Champions yang diraih secara berturut-turut. Akan tetapi, para pemain yang berada di skuad Madrid saat ini telah memasuki usia senja.
Ambil contoh, Sergio Ramos yang berusia 32 tahun dan Luka Modric yang berusia 33 tahun. Teruntuk nama terakhir, kondisi fisiknya benar-benar terkuras usai membela Tim Nasional (Timnas) Kroasia di Piala Dunia 2018 sehingga tidak tampil maksimal untuk Madrid pada musim ini.
2. Keengganan untuk Gunakan Pemain Muda
Skuad Madrid memang diisi oleh pemain-pemain berusia 30 tahun ke atas, tetapi Los Blancos sebenarnya juga memiliki bakat-bakat muda, seperti Dani Ceballos dan Mariano Diaz. Akan tetapi, mereka jarang mendapatkan kesempatan tampil untuk Madrid.
Sementara itu, hanya Marco Asensio yang tercatat sering diturunkan sebagai pemain utama bagi Madrid pada musim ini. Padahal, dengan menuanya para pemain inti Madrid maka bakat-bakat muda harus diorbitkan agar ada regenerasi yang bekesinambungan. Patut disayangkan, hal itu tidak dilakukan pada musim ini.
1. Hilangnya Ronaldo
Pada bursa transfer musim panas 2018, Madrid menghebohkan dunia saat menjual Cristiano Ronaldo ke Juventus. Penjualan Ronaldo itu telah membuat Madrid kehilangan sebagian kekuatannya di musim ini. Meskipun tidak ada pemain yang lebih besar dari klub, tetapi hengkangnya Ronaldo telak berdampak buruk bagi Madrid.
Kendati telah berusia 33 tahun, tetapi ketajaman Ronaldo memang tidak bisa dipungkiri begitu saja. Predikat pencetak gol terbanyak sepanjang masa bagi Madrid dengan catatan 450 gol, telah membuktikan betapa pentingnya Ronaldo bagi tim yang bermarkas di Santiago Bernabeu itu selama ini.
sumber
Kode Iklan 300x250
REAL Madrid dalam masa tersulitnya pada musim 2018-2019, usai dibantai 1-5 Barcelona pada pekan ke-10 Liga Spanyol, di Stadion Camp Nou, Minggu 28 Oktober 2018, malam WIB. Selepas kekalahan memalukan itu pun, Julen Lopetegui harus dilengserkan dari jabatannya sebagai juru taktik Madrid.
Menilik pada masa suram yang dijalani Madrid saat ini, tampaknya sulit untuk melihat tim berjuluk Los Blancos itu kembali mendominasi Eropa seperti tiga musim terakhir. Berikut empat alasan dominasi Madrid di Eropa telah usai, seperti yang dikutip Sportskeeda, Rabu (31/10/2018).
4. Hengkangnya Zidane
Madrid memulai musim 2018-2019 memang dengan kondisi yang tidak seperti biasanya. Sebab, setelah tiga musim Zinedine Zidane selalu berada di pinggir lapangan untuk memimpin Madrid tetapi sekarang hal itu tidak terlihat lagi.
Pasalnya, Zidane memilih untuk hengkang setelah memberikan gelar juara Liga Champions ketiga secara beruntun pada musim lalu. Pengganti Zidane, Lopetegui, nyatanya tidak mampu membawa Madrid menunjukkan performa serupa musim lalu. Bahkan, Lopetegui justru membuat Madrid terpuruk sehingga harus dipecat belum lama ini.
3. Pemain Inti Madrid yang Semakin Menua
Madrid memang memiliki skuad terkuat di Eropa dalam tiga musim terakhir. Hal itu terbukti dengan tiga trofi Liga Champions yang diraih secara berturut-turut. Akan tetapi, para pemain yang berada di skuad Madrid saat ini telah memasuki usia senja.
Ambil contoh, Sergio Ramos yang berusia 32 tahun dan Luka Modric yang berusia 33 tahun. Teruntuk nama terakhir, kondisi fisiknya benar-benar terkuras usai membela Tim Nasional (Timnas) Kroasia di Piala Dunia 2018 sehingga tidak tampil maksimal untuk Madrid pada musim ini.
2. Keengganan untuk Gunakan Pemain Muda
Skuad Madrid memang diisi oleh pemain-pemain berusia 30 tahun ke atas, tetapi Los Blancos sebenarnya juga memiliki bakat-bakat muda, seperti Dani Ceballos dan Mariano Diaz. Akan tetapi, mereka jarang mendapatkan kesempatan tampil untuk Madrid.
Sementara itu, hanya Marco Asensio yang tercatat sering diturunkan sebagai pemain utama bagi Madrid pada musim ini. Padahal, dengan menuanya para pemain inti Madrid maka bakat-bakat muda harus diorbitkan agar ada regenerasi yang bekesinambungan. Patut disayangkan, hal itu tidak dilakukan pada musim ini.
1. Hilangnya Ronaldo
Pada bursa transfer musim panas 2018, Madrid menghebohkan dunia saat menjual Cristiano Ronaldo ke Juventus. Penjualan Ronaldo itu telah membuat Madrid kehilangan sebagian kekuatannya di musim ini. Meskipun tidak ada pemain yang lebih besar dari klub, tetapi hengkangnya Ronaldo telak berdampak buruk bagi Madrid.
Kendati telah berusia 33 tahun, tetapi ketajaman Ronaldo memang tidak bisa dipungkiri begitu saja. Predikat pencetak gol terbanyak sepanjang masa bagi Madrid dengan catatan 450 gol, telah membuktikan betapa pentingnya Ronaldo bagi tim yang bermarkas di Santiago Bernabeu itu selama ini.
sumber