Sedih, Keluarga ini Tinggal di "Kandang Kambing", Makan Dedaunan dan Buah Sekitar

Kode Iklan 336x280
Kode Iklan In Artikel
HPK taruh disini

Sedih, Keluarga ini Tinggal di "Kandang Kambing", Makan Dedaunan dan Buah Sekitar

 
BENGKULU - Doni Sagita, tidak seberuntung masyarakat Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu, lainnya. Bagaimana tidak, pria 32 tahun bersama keluarganya hanya tinggal di gubuk reot mirip kandang kambing, tidak layak huni. Hal tersebut lantaran keluarga mereka hidup miskin.

Hidup di Kota Bengkulu, Doni bersama istrinya, Ni Ketut Sartika Dewi (25) dan tiga anaknya, musti bertahan hidup seadanya. Kondisi itu disebabkan pasangan suami istri (pasutri) tersebut hanya bekerja serabutan. Sehingga pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari pun jauh dari cukup.

Cuaca di Kota Bengkulu, mendung. Matahari sayup-sayup untuk menampakkan diri menyinari Kota Bengkulu. Begitu juga di jalan Danau Raya RT 1 RW 1 Kelurahan Dusun Besar Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu. Pasutri itu tinggal di daerah tersebut. Tidak jauh dari obyek wisata Danau Dendam Tak Sudah.

Pagi itu, Doni, baru usai memberi makan kambing milik salah satu pengusaha, tempat dia berkerja. Tak jauh dari gubuk reotnya. Sepuluh meter, kira-kira. Istrinya, Dewi, sedang membersihkan gubuk, sembari mengasuh anaknya yang masih batita. Keseharian Doni, hanya memberikan makan Kambing, milik pengusaha. Dirinya hanya buruh lepas. Tidak mendapatkan penghasilan tetap.

Untuk tiba di gubuk reot itu, tidak mudah. Pasalnya, kondisi jalan menuju gubuk reot itu masih dalam keadaan tanah kuning bercampur lumpur. Becek dan berlumpur ketika di landa hujan. Bahkan, jalan setapak itu hanya bisa dilalui satu unik sepeda motor. Gubuk reot yang telah dihuni sejak tiga tahun terakhir tersebut, berada di ujung jalan.

Rumah Doni berdekatan dengan kandang kambing milik salah satu pengusaha. Berbatasan langsung dengan areal persawahan di daerah itu. Jaraknya, sekira 75 meter dari tepi jalan raya. Di gubuk itu hidup sosok Doni, tinggal bersama sang istri bersama anak-anaknya. Gubuk itu terbuat dari papan yang sudah rapuh, tidak layak.

Ukurannya, 4,5 meter x 2,6 meter, kira-kira. Atapnya, terbuat dari daun rambiah, mulai lapuk dan bocor. Tidak ada kemewahan di dalam gubuk tersebut. Bangunan itu pun dapat rubuh seketika, ketika di landa angin kencang. Sebab, kondisi bangunan sudah mulai reot. Ditambah aliran listrik pun belum ada di gubuk, menyedihkan.

Bangunan gubuk itu, bercampur aduk. Kamar tidur, terletak di bagian belakang. Sementara, dapur di bagian depan. Sesak. Tidak ada pembatas yang kokoh. Terlebih, dinding bangunan rumah sudah berlobang, di makan usia. Baik sisi samping kiri, maupun bagian sisi kanan.

Di kamar itu tidak ada alas. Hanya papan serta alas karpet yang sudah lusuh, bau. Di tempat itulah mereka istirahat, tidur. Sekeluarga. Setiap hari. Ketika di landa hujan, kedinginan. Dinding kamar itu sudah berlobang, cukup besar. Miris dan memprihatinkan.

Dari sisi penghasilan, Doni hanya mendapatkan intensif ketika kambing milik salah satu pengusaha itu laku terjual. Sementara kebutuhan sehari-hari selalu mendesak. Untuk itu dirinya hanya bertahan hidup dengan cara seadaanya. Sementara pekerjaan lainnya, hanya mengandalkan ajakan dari teman untuk menjadi buruh bangunan, sesekali.

Dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari pun, dirinya hanya memanfaatkan tanaman sayuran yang ditanam di sekitar gubuknya. Daun singkong, rimbang, serta dedaunan yang bisa dikonsumsi untuk mengganjal perut. Itu Doni berikan untuk pemenuhan kebutuhan hidup, istri dan tiga anaknya yang masih bocah. Setiap hari, ketika tidak memiliki uang untuk membeli beras.

Terkadang Doni berserta keluarga mendapatkan belas kasihan dari masyarakat setempat. Begitu juga pengusaha Kambing, tempat dia bekerja. Namun, ketika tidak memiliki uang mereka sekeluarga hanya bertahan dengan makanan seadanya. Pisang rebus, misalnya. Serta sayuran yang bisa dikonsumsi untuk di makan pada hari itu.

"Sejak menikah saya bersama istri tinggal di sini, sejak awal 2016. Dari tahun itu sampai sekarang bangunan rumah kami ini belum ada direhab," kata Doni, saat ditemui Okezone, Jumat (26/10/2018). 

sumber

 

Kode Iklan 300x250
close
==[ Klik disini 2X ] [ Close ]==