HPK taruh disini
Tak Hanya Wanita, Pria Juga Bisa 'Menopause'
Jakarta - Keluhan masalah seksual kini mulai banyak terdengar di kalangan pria muda, seperti libido yang berkurang atau masalah ereksi. Masalah tersebut umumnya terjadi pada pria yang lebih tua, mengingat daya tubuh dan stamina mereka sudah tak seprima di usia muda.
Fenomena ini seperti menopause yang dialami oleh wanita. 'Menopause' pria atau andropause, merupakan kondisi di mana pengurangan hormon testosteron secara bertahap seiring bertambahnya usia. Faktanya, setelah usia 40 tahun pria mengalami 3 persen pengurangan pada testosteronnya tiap tahun.
"Setelah usia 60 tahun, sekitar 20 persen pria akan mengalami andropause," lanjut dokter naturophatic Geovanni Espanosa, dikutip dari CNN.
Dalam andropause, pria mungkin akan mengalami insomnia, naik bobot, kepadatan tulang dan otot menurun, rasa marah dan depresi, dan juga penurunan libido dan masalah seksual lainnya. Kini, andropause juga sudah mulai dirasakan pria-pria muda di bawah usia 40 tahun.
Beberapa ahli memercayai peran faktor-faktor seperti obesitas, stres dan kurang tidur menjadi pemicunya. Walau memang tidak benar-benar masalah gaya hidup saja, namun faktor-faktor tersebut juga bisa menyebabkan kadar hormon testosteron yang rendah, sehingga mengganggu fungsi seksual pria. Termasuk juga hal-hal berikut ini:
1. Olahraga: olahraga kardio seperti lari marathon ternyata menurunkan produksi testosteron. Di sisi lain, mengangkat beban dengan otot besar seperti di kaki dan punggung dapat meningkatkannya, misal deadlift dan squats.
2. Nutrisi: asupan makanan apapun yang menyebabkan obesitas dan resistensi insulin akan menurunkan testosteron, karena sel-sel lemak bersifat seperti spons, menyerapnya dan membuatnya tidak tersedia bebas.
"Untuk produksi testosteron dapat memuncak, beberapa karbohidrat diperlukan, namun lebih baik yang memiliki jenis metabolisme lambat seperti buah-buahan kaya serat, sayuran, biji-bijian dan gandum. Atau lemak dari sumber seperti daging ternak (kambing atau sapi), minyak kelapa dan kacang macadamia," jelas Dr Ronald Hoffman, seorang penulis buku mengenai diet dan testosteron.
3. Tidur dan stres: testosteron diproduksi saat tidur, yakni antara jam 5 pagi hingga 7 pagi. Mempraktekkan 'sleep hygiene', misal dengan tidak menyentuh alat elektronik digital satu jam sebelum tidur, atau mandi dengan air hangat, dan membuat tempat tidur nyaman sangat berpengaruh pada produksi tersebut.
4. Suplemen: pria yang terdiagnosis dengan kadar testosteron rendah lebih baik mempertimbangkan untuk mendiskusikan suplemen yang dikonsumsi dengan dokter. Vitamin D dan zinc berperan besar dalam produksi hormon tersebut.
Pada pria muda, kadar testosteron normal adalah sekitar antara 270 dan 1030 nanogram per desiliter. Karena tidak banyak dokter atau ahli mengeceknya pada pria muda, mereka tidak bisa memastikan apakah masalah seksual yang mereka alami terkait dengan hormon tersebut.
"Tidak semua masalah seksual terkait dengan testosteron. Sehingga perlu dicatat dan diperhatikan, penting mulai dari sekarang pria muda mengerti lebih jauh akan kemampuan seksualitas dan batasannya, agar memahami apa yang normal bagi tiap pria muda," tandas Ian Kernes, seorang terapis pasangan.
sumber